"Kecelakaan Kerja"
“Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang
disebabkan oleh faktor manusia, situasi, atau lingkungan, yang membuat terganggunya proses
kerja dengan atau tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan
properti kerja.”
Ada beberapa teori yang berkembang untuk menjelaskan
terjadinya kecelakaan ini. Salah satu yang ternama adalah yang diusulkan oleh
H.W. Heinrich dengan teorinya yang dikenal sebagai Teori Domino Heinrich.
Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas
lima faktor yang saling berhubungan:
1. Kondisi kerja;
2. Kelalaian manusia;
3.
Tindakan tidak aman;
4. Kecelakaan;
5. Cedera.
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama.
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama.
Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal sebelumnya,
jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan
robohnya bangunan lain.
Teori Domino
Heinrich
Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan
adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima
faktor penyebab kecelakaan.
Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan
tidak aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan.
Trus bagaimana penjelasan dengan menghilangkan
tindakan tidak aman ini dapat mencegah kecelakaan?
Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomer
3 tidak ada lagi, seandainya kartu nomer 1 dan 2 jatuh, ini tidak akan
menyebabkan jatuhnya semua kartu.
Dengan adanya gap/jarak antara kartu kedua dengan
kartu keempat, pun jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa
kartu nomer 4. Akhirnya, kecelakaan (poin 4) dan cedera (poin 5) dapat dicegah.
Dengan penjelasannya ini, Teori Domino Heinrich
menjadi teori ilmiah pertama yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja.
Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa
kebetulan.