Friday, June 14, 2013

Motivasii bagi Anda yang sedang "Galau" atau sering "Galau"

Apa Sich Galau Itu?

Kata galau saat ini sedang populer, namun apa sich galau itu? Setelah saya telusuri ada dua makna galau. Makna ini tidak berdasarkan kamus atau referensi, namun apda kelaziman saat seseorang menggunakan istilah galau. Yang pertama, saat orang mengatakan galau, saat dia sedang dalam kondisi membingungkan atau tidak menentu. Yang kedua, ada juga yang mengatakan galau saat sedang gundah (emosi sedih, gelisah, bimbang). Pada prakteknya, kedua hal tersebut biasa menyatu. Kebingungan bisa menyebabkan perasaan gundah.

Apa Penyebab Galau?

Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi dunia remaja, salah satu yang menjadikan seseorang galau saat diputusin pacar. Atau hal-hal lain yang membuat dia kecewa, kemudian dia menjadi bingung, kemudian dia menjadi galau.
Namun tahukah Anda, bahwa peristiwa yang mengecewakan bukanlah penyebab galau. Itu hanya pemicu. Sebenarnya penyebab galau itu adalah lebay terhadap urusan-urusan sepele dan dia melupakan urusan yang lebih besar. Dia tidak punya (atau melupakan) orientasi hidup yang jelas. Inilah yang menyebabkan dia menjadi mudah galau. Sedikit-sedikit galau.

Apakah diputusin pacar itu masalah kecil?
Ya, bahkan saya mengatakan bukan masalah sama sekali. Anda tidak perlu diputusin pacar karena Anda tidak perlu pacaran. Tidak ada perintah pacaran dalam Islam. Justru, larangan mendekati zinah jelas ada. Lalu kenapa harus galau karena hanya diputusin pacar?
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.  (QS. Al Israa’:32)
Penyatuan antara laki-laki dan perempuan yang syah dalam Islam hanya pernikahan. Khitbah (lamaran) juga belum syah. Apalagi hanya sekedar pacaran. Jika penyebab galau itu dari pacaran, berhentilah pacaran, fokuskan pada aktivitas bermanfaat dunia akhirat. Galau itu akan hilang dengan sendirinya.

Bahaya Galau Jika Dibiarkan?

Apakah galau itu bahaya? Ya, ada efek negatif jika galau terus dibiarkan atau hidup penuh dengan kegalauan.

Hidup Ini Singkat

Hidup ini singkat, mengapa harus diisi dengan kegalauan? Waktu tidak akan pernah kembali meski sedetik pun. Sungguh sayang, jika kita habiskan hanya untuk bergalau ria. Merenung, sedih, gelisah tanpa mengisi hidup ini dengan hal yang berarti. Apa jadinya jika hidup hanya disini dengan melamun, dengan meratapi kesedihan, dan dengan kebingungan.
Bukahkah Allah Subhaanahu wa ta’ala memerintahkan kita mempersiapkan diri untuk hari esok?
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr:18)
Kecuali galau itu sebuah amal shaleh, maka jika hidup dihabiskan untuk galau, kita akan menjadi manusia merugi.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr).
Jadi jangan isi hidup dengan banyak kegalauan. Ada hal besar yang harus kita persiapkan demi masa depan kita. Demi hari esok, semua di akhirat kita. Galau itu tiada artinya. Motivasi Bagi Yang Sedang Galau

Jangan Biarkan Energi Terkikis

Galau itu adalah emosi negatif. Salah satu karakter emosi negatif juga selalu mengikis energi kita. Padahal banyak pekerjaan penting yang harus kita jalani. Belajar bagi pelajar, bekerja bagi pekerja, dan berbisnis bagi pebisnis dan juga beribadah, dakwah, dan jihad. Semuanya membutuhkan energi besar. Jika energi sudah terkikis oleh energi negatif, maka energi untuk hal positif menjadi berkurang dan tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Anda tidak akan meraih prestasi yang hebat jika waktu Anda banyak digunakan untuk galau.

Galau Itu Wajar, Asal Tidak Lebay

Perasaan galau memang wajar menghinggapi manusia. Setiap orang, mungkin dalam suatu waktu menghadapi kebingungannya yang menyebabkan galau. Itu wajar. Yang tidak wajar saat kita lebay: berlama-lama dan melebih-lebihkan kegalauan kita. Silahkan baca artikel lainnya: Laa Tusrifuu, Jangan Lebay!
Saat ini (jika Anda membaca artikel ini) sudah sadar bahwa berlama-lama galau itu tidak baik. Untuk itu, saat kita dihinggapi galau, cepatlah diatasi. Bisa koq, jika Anda mau.  Caranya:

Miliki Orientasi Hidup

Silahkan baca artikel Motivasi Hidup Sejati supaya Anda mengetahui motivasi hidup sejati. Bukan sekedar pasangan, bukan sekedar harta, bukan sekedar jabatan. Saat motivasi hidup sejati terpatri dalam diri kita, kita tidak akan disibukan dengan hal-hal sepele, kita tidak akan berbetah-betah dengan galau. Anda akan cepat bangkit kembali.
Tujuan hidup kita sudah jelas, untuk kehidupan di akhirat. Lalu bagaimana dengan tujuan Anda di dunia? Maka buatlah tujuan jangka pendek Anda. Saat Anda memiliki tujuan besar dan tujuan yang menggairahkan, sekali lagi Anda tidak akan betah dengan galau.

Hilangkan Kecemasan dan Kesedihan Segera

Saat Anda kegalauan menyebabkan kecemasan, sebenarnya kita bisa segera mengatasi kecemasan itu.
Begitu juga, jika kesedihan menerpa Anda, bangkitlah. Janganlah bersedih,

Saat Anda Bingung

Tetaplah Optimis, mungkin kita hanya belum mengetahui caranya, bukan berarti tidak ada solusi. Tetap mencari cara untuk mengatasi masalah Anda. Ini lebih baik daripada hanya galau.

Selamat membaca dan menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah galau atau berlama-lama dengan galau. Sebab hidup ini singkat, sungguh sayang jika waktu kita dihabiskan dengan galau.

Sunday, May 26, 2013

Sebab Utama Penghalang Kekhusyukan Shalat

Apa Sebab Utama yang Menghalangi Kekhusyu-an Saat Shalat?

Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam- keluarga dan para sahabatnya.
Khusyu' merupakan inti dan ruhnya shalat. Ia menentukan kesempurnaan pahalanya. Maka jika tidak ada kekhusyu'an atau berkurang sebagiannya, maka berkurang pula pahala shalat. Oleh karenanya, Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam memperingatkan persoalan ini dalam sebuah hadits shahih,
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَنْصَرِفُ مِنْ صَلاتِهِ , وَمَا كُتِبَ لَهُ مِنْهَا إِلا عُشْرُهَا ، أَوْ تُسْعُهَا ، أَوْ ثُمْنُهَا ، أَوْ سُبْعُهَا ، أَوْ سُدْسُهَا ، أَوْ خُمْسُهَا ، أَوْ رُبْعُهَا ، أَوْ ثُلُثُهَا ، أَوْ نِصْفُهَا
"Sesungguhnya seorang hamba selesai dari shalatnya dan dia tidak mendapatkan dari shalatnya kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, atau setengahnya." (Muyskil al-Atsar milik Al-Thahawi. Abu Dawud meriwayatkan yang serupa dalam Sunannya yang dihassankan Syaikh Al-Albani)
Para ulama menjelaskan maknanya, seseorang selesai dari mengerjakan shalat dan tidak mendapatkan pahala dari shalatnya tersebut kecuali sepersepuluh pahalanya, atau sepersembilannya, atau seperdelapannya dan seterusnya. Ini memberikan makna, sulit sekali untuk mendapatkan kekhusyu-an. Maka wajarlah jika Allah menyifati orang-orang beriman yang mendapatkan keberuntungan adalah mereka yang khusyu' dalam shalatnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya." (QS. Al-Mukminun: 1-2)
Para ulama telah menjelaskan kiat-kiat agar khusyu' dalam shalat; apa saja yang bisa membantu hadirnya kekhusyu-an dan apa saja yang bisa menghilangkan dan melemahkannya.
Di antara sebab utama seseorang kehilangan kekhusyu-an dalam shalatnya, yaitu hati sibuk dengan memikirkan urusan selain shalat saat mengerjakan shalat. Padahal saat memulai shalat ia diingatkan dengan zikir yang paling agung, yaitu Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Ini seolah-olah –wallahu a'lam- ia diingatkan bahwa di sana tidak ada urusan yang lebih penting dan lebih besar dari Allah Ta'ala. Selain-Nya adalah kecil dan harus dikalahkan dengan urusan yang sedang ditekuninya ini, yakni munajat kepada Allah.
Allahu Akbar dibaca pada takbir pembuka shalat (takbiratul ihram) dan diulang-ulang pada setiap perpindahan dari satu rukun kepada rukun berikutnya -kecuali bangkit dari ruku'- untuk mengingatkan orang yang shalat tadi, bahwa urusan dengan Allah adalah urusan paling besar dan paling penting dari setiap sesuatu dilihatnya, didengarnya, disukainya dari urusan dunia. Maka jika seorang yang sedang shalat hatinya berpaling kepada urusan-urusan tadi maka ia telah dilalaikan dari shalatnya dan khusyu' di dalamnya. Maka saat seseorang lalai atau hatinya berpaling kepada selain shalat ia diingatkan dengan kalimat ini, Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Sehingga merenungi zikir ini sangatlah penting.
Dari sini juga menuntut agar seseorang memahami betul apa ucapan dan gerakannya saat shalat. Ia harus memahami dan merenungi setiap bacaan, zikir, dan doanya. Hatinya harus hadir bermunajat langsung dengan Allah Ta'ala seolah-olah ia melihat-Nya, karena sesungguhnya seseorang yang shalat ia bermunajat kepada Rabb-nya. Wallahu Ta'ala A'lam.

Saturday, May 25, 2013

Tips Jitu Shalat Khusyuk
















Tips Jitu Shalat Khusyuk: Mengingat Kematian Saat Shalat

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah atas segala nikmat-Nya kepada kita, yang zahir maupun batin. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah, Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluarga dan para sahabatnya.

Salah satu cara shalat khusyu' adalah dengan mengingat kematian saat shalat. Yaitu ingat dirinya akan mati dan dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah telah berfirman tentangnya,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 45-46)

Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat di atas, "Dan sesungguhnya shalat atau wasiat benar-benar berat (dijalankan) kecuali atas orang-orang khusyu' yang yakin mereka akan berjumpa dengan Allah; maksudnya: mereka tahu akan dikumpulkan kepada-Nya pada hari kiamat, dihadapkan kepada-Nya dan mereka akan kembali kepada-Nya. Maksudnya: urusan mereka akan kembali kepada kehendak Allah; Allah menghakimi sekehendak-Nya terhadap urusan itu dengan keadilan-Nya. Oleh karenanya, saat mereka meyakini hari yang dijanjikan dan jaza' (balasan) menjadi mudahlah (ringanlah,-pent)atas mereka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemungkaran."

Hal ini juga dikuatkan oleh sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

اذكر الموت في صلاتك ، فإن الرجل إذا ذكر الموت في صلاته لحريّ أن يحسن صلاته ، وصلّ صلاة رجل لا يظن أنه يصلي غيرها

"Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena sesungguhnya seseorang itu apabila ingat kematian dalam shalatnya niscaya akan lebih memacunya untuk memperbagus shalatnya; dan shalatlah kamu sebagaimana shalatnya seseorang yang tak yakin ia bisa shalat sesudahnya." (HR. Al-Baihaqi dalam kitab Al-Zuhud al-Kabir dan pemilik Kanzul Ummal. Dihassankan Syaikh Al-Albani dalam Al-Silsilah al-Shahihah, no. 1421, beliau menukil dari Imam al-Suyuthi bahwa AL-Hafidz Ibnu Hajar telah menghassankan hadits ini)

Ini sesuai dengan pesan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Abu Ayyub Radhiyallahu 'Anhu saat beliau bersabda kepadanya, "Apabila kamu berdiri dalam shalatmu maka shalatlah seperti shalat perpisahan." (HR. Ahmad dan disebutkan juga dalam Shahih al-jami', no. 742) yakni seperti shalat orang yang mengira bahwa ia tak akan shalat lagi sesudahnya. Apabila orang yang shalat yakin dirinya akan mati dan di sana masih ada satu shalat sebagai shalat yang terakhir, hendaknya ia khusyu' dalam shalat yang dikerjakannya itu karena ia tidak tahu bahwa bisa jadi shalat ini adalah shalat yang terakhir." (Dinukil dari 33 Penyebab Khusyu' Shalat, Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid: 45-46)

Mengingat perkara kematian dan apa yang akan ia temui sesudahnya berupa alam kubur, kebangkitan, perhimpunan, hisab, dan jaza' di akhirat adalah cara jitu untuk membantu menggapai kekhusyu'an dalam shalat. Maka orang yang shalat hendaklah berusaha mewujudkan sebab-sebab tersebut dan menjauhi perkara-perkara yang menghalangi kekhusyu-an. Wallahu Ta'ala A'lam. 

Thursday, February 28, 2013

jual handycam canon

dijual, barang bagus, masih lengkap dengan charger, tas, "harga nego" hubungi 085731486710

Tuesday, December 25, 2012